
JAKARTA, ARUNGNEWS – “Kabar pemulangan Massal 7.300 Pekerja Migran Indonesia (PMI) terkesan dianak tirikan,” jelas Ketua Umum Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional (KAPTEN) Indonesia, Abdul Rauf Artera kepada arungnews, Kamis (03/06).
Menurutnya, walaupun PMI yang selama ini didaulat sebagai pejuang devisa, pemulangan ini sudah kian deras, sejak hadirnya Covid 19.
“Kapten Indonesia apresiasi pemerintah khususnya Kementerian Tenaga Kerja RI, untuk mengawal dengan baik, dan Wakil Ketua DPR RI bapak A Muhaimin Iskandar juga memberikan dukungan sskaligus mewarning menyerinya Ibu Ida Fauziah mengawal hingga tuntas dari negara asal hingga kampung halaman masing-masing PMI,” tegas Abdul Rauf.
Menurut Abdul Rauf pemulangan PMI ini tidak berakhir pada kepulangan saja, tapi sekaligus memberikan stimulan dan mengatur hingga menciptakan lapangan kerja.
Sehingga, lanjutnya, kesinambungan hajat hidup keluarganya tetap bisa diatasi. Karna dipastikan mereka yang baru pulang dari luar negeri tidak mengerti situasi Indonesia yang sedang terjadi.
“Itu amanah UU nomor 18 tahun 2017 juga UU nomor 20 tahun 2021 Omnibuslow bahwa PMI menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah mengawal PMI mulai dari proses hingga kembali dan mendapatkan lapangan kerja atau menciptakan usaha mandiri,” pungkas aktivis GP Ansor ini.
Namun, lanjutnya, kondisi Indonesia hari ini sudah mencapai dikisaran 30 jutaan penduduk yang menganggur atau dalam situasi kurang menentu status kerjanya. Baik pengangguran total, pengangguran terpelajar akibat PHK dari perusahaan dan bekerja sekedar menyambung hidupnya saja.
Oleh karnanya pemenerintah harus mengambil sikap lebih dini sebelum ada riak-riak. Sebab, tutur Abdul Rauf, bila urusan perut tidak teratasi maka dipastikan akan ada yang menyuarakaan kondisinya.
“Kami dari KAPTEN Indonesia siap bekerjasama dengan pemerintah untuk mengentaskan pengangguran yang terjadi, dan kami sudah memiliki sekian banyak program kerja,” kata Rauf kepada arungnews.id
Abdul Rauf juga menuturkan kalau pihaknya sudah menyiapkan beberapa program, “Misalnya, Pintu Desa yang kami akan lahirkan kamar-kamar produktif dikampung dan itu dirumah masyarakat terutama desa atau kampung yang punya potensi wisata yang tinggi,” tutur Rauf.
Dengan adanya program Pintu Desa itu maka bisa dipastikan ada 800 ribu kamar rumah tangga secara produktif, artinya ada 800 KK yang dapat penghasilan tiap saat.
Program Kedua, lanjutnya, yakni KAKI LIMA (Kapten Kios Lintas Masyarakat Desa) menargetkan 100 KAKI LIMA di desa seluruh Indonesia dan ini bisa menyerap 8 juta tenaga kerja.
“Ketiga, JALA (Jaringan Logistik Desa), dengan melahirkan 30 orang tim leader disetiap desa dan kelurahan, kemudian dibantu dua orang pekerja dan ini berbasis Pangan,” terangnya lagi.
Program JALA ini tujuannya agar Indonesia di 2024 dipastikan Swasembada Pangan secara nyata, dan ini diprediksi menciptakan lapangan kerja Baru sekitar 7,5 juta.
“Keempat, Duta Wisata Pekerja Migran, dari 10 juta WNI yang menjadi PMI diseluruh dunia separuh dari itu sekitar 5 juta orang kita daulat menjadi Duta Wisata dan mereka mengkampanyekan ke teman-teman sekitarnya bekerja,” pungkasnya.
Sehingga, lanjutnya Rauf, wisatawan mancanegara bisa lebih banyak berkunjung ke negeri kita di masa normal nanti.
Kelima, mengajak pemerintah untuk bersama-sama merebut kuota pekerjaan merebut sebanyak-banyaknya dari 15 juta kuota yang tersedia menurut Internasional Labour Organisation (ILO) dari PBB.
Keenam, mengoptimalkan potensi lokal yang jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 4 juta perusahaan dibawah pengawasan pemerintah, cukup menyediakan 5 orang saja tiap perusahaan maka akan lahir lapangan kerja sekitar 20 juta Orang.
Ketujuh, segera pemerintah membuat Central Pelatihan berbasis Vokasi minimal satu tiap propinsi dan bila perlu tiap kabupaten dan Kota se-Indonesia.
“Inilah pemikiran kami yang bisa menjadi ide dan gagasan untuk solusi alternatif dampak pandemik diwilayah ketenagakerjaan,” tutup Abdul Rauf, Ketua Umum Kapten Indonesia. (aw)